Minggu, 13 Juli 2014

Entah apa yang lagi gua pikirin. Entah enggak ngerti lagi apa yang lagi ada dipikiran gua. Iya gatau apa lah yang lagi gua pikirin pagi-pagi buta gini.

Abis nganter adek sekolah gua langsung duduk depan ikan ini ngeliatin ikan-ikan ini. Ikan-ikan yang gua gak ngerti apa yang lagi mereka omongin tentang gua yang duduk ngeliatin mereka daritadi.

Dan gak kerasa udah sejam lebih gua duduk didepan ikan ini.

Tertanda : Ayas yang gak sengaja nyetel lagu Letto - Ruang Rindu dan baru sadar apa yang dari tadi nari-nari dikepala dia.

Senin, 07 Juli 2014

Sudah Genap

Selamat pagi hampir jam8. Selamat tanggal 8. Genap sudah, bukan? Tidak terasa, karna semuanya kujalankan dengan ikhlas. Dan tidak lupa karna orang-orang yang ada disekitar.

Masih kuingat jelas janjiku bersama seorang sahabat "kita semester 2ini fokus dlu ya, semester3 baru kita mulai lagi".
Masih kuingat jelas perkataan dari sebuah perbincangan dengan malaikatku sejak kecil "ibu mau nya kamu semester3 aja, karna semester 1-2 kan masih tingkat 1".
Dan masih kuingat jelas ketika aku bercerita kepada Rabb-Ku tentang semua ini.

Dan Tuhan memang Maha Besar dan Maha Adil. Asal kita tetap bersabar dan bertawakal. Diketuklah pintu ini, agar aku melihat sekitar, agar aku tidak terlalu menyibukkan diri lagi.

Wahai engkau yang mengetuk pintu ini. Selamat datang dirumah, bukan kah kita pernah bersama didalam pintu ini dulu? Maka mestinya kuucapkan "Selamat datang kembali dirumah".

Kau yang berani mengetuk kembali pintu ini, pintu dimana didalam rumah masih berantakan dengan barang yang terombang-ambing tetapi sudah mulai ku-tata kembali walaupun masih sedikit sekali.

Dengan matamu yang penuh hangat itu kau berkata "aku hendak kembali kedalam rumah ini". Aku hanya diam seribu bahasa. Bagaimana tidak? Kenapa kau ingin kembali disaat aku belum bisa menata dengan baik rumah ini kembali. Aku belum siap menerimamu kembali disini.

"Kau lihat? Aku tak perlu menjelaskan secara keseluruhan bukan? Tak mungkin aku menerimamu kembali dengan kondisi rumah yang masih berantakan dan belum tertata rapih" kata ku. Kali ini kau yang diam seribu bahasa.

"Ya aku tau, aku bisa melihat dengan jelas. Tapi aku tetap ingin kembali kesini dimana dirumah ini dulu kita pernah bersama. Aku tak masalah dengan keadaan berantakan seperti ini, kau juga sudah mulai menata semua nya bukan? Kau tidak bisa melakukannya sendiri, aku akan membantumu untuk membenahi semua ini. Aku akan menunggu dan membantumu sampai rumah ini tertata dengan baik kembali. Kau memperbolehkannya? Kelak ketika semua sudah selesai aku akan datang lagi untuk bertanya apakah aku sudah layak untuk kembali seutuhnya" ucap-nya dengan kesungguhan.

Mataku berbinar. Hatiku bergetar. Bibir ku kaku. Air matapun tak dapat kusangkal lagi.
Keesokan harinya kau datang setiap hari setiap jam setiap menit setiap detik untuk menata semua nya kembali.

Tuhan.
Ini kah arti dari ujianku kemarin?
Ini kah jawaban atas doa ku?
Dia?
Apakah ini yang ingin kau sampaikan?
Apa yang harus ku lakukan? Menerima nya kembali?
Atau tidak sama sekali?
Sesungguhnya Engkau telah merencanakan sesuatu dengan sebaik-baiknya.

Teruntuk kamu pengetuk hati, aku akan berbicara kepada Rabb-ku terlebih dahulu. Aku ingin melihat kesungguhanmu.

Sabtu, 05 Juli 2014

Curahan hati seorang wanita

Ketika seorang perempuan pernah berjuang untuk kamu tapi kamu tidak menghiraukan perjuangan perempuan tersebut malah memilih untuk meninggalkannya, lalu kamu kembali lagi pada perempuan tersebut, pasti hubungan itu tidak seperti pertama kali kamu berkomitmen dengan perempuan tersebut walaupun perempuan tersebut bisa menerima kembali kamu tetapi belum tentu bisa secara utuh.

Kenapa?

Sebenarnya ini tidak perlu dipertanyakan lagi, karna sudah jelas akan terjadi seperti itu. Seorang perempuan yang sudah pernah kamu tinggalkan lalu kamu meminta untuk kembali kepadanya, itu bukanlah hal yang mudah. Karena menerima kembali seseorang yang pernah mengacuhkan perjuangannya bukanlah perkara mudah.

Sudah pasti perempuan tersebut tidak bisa percaya dengan kamu sepenuhnya seperti dulu. Kalaupun bisa itu butuh waktu yang lama dan hanya seorang perempuan yang berhati mulia yang bisa menerima kembali kamu yang sudah mengacuhkan dia.

Bukan salah perempuan jika si perempuan seperti itu. Mungkin ini cara Tuhan untuk menegur kamu, menyadarkan kamu dan memberi balasan yang pernah kamu lakukan dulu.

Terimalah masa-masa ini dengan senang hati dan terus ber-intropeksi diri. Jangan malah kamu berfikir untuk meninggalkannya lagi. Ingat kembali. Kemarin dia yang memperjuangkanmu dengan segala kemampuan dia tapi? Inilah saatnya kamu melakukan apa yang ia lakukan kemarin untuk kamu.

Lakukanlah perubahan-perubahan kecil dan jangan kamu mengharap akan ada balasan atas apa yang sudah kamu lakukan misalkan berharap agar ia mau bisa seperti dulu lagi. Karna sama saja kamu melakukan perubahan-perubahan tersebut dengan pamrih atau tidak ikhlas.

Percayalah perubahan itu bukan semata-mata untuk ia, pasti akan ada manfaatnya juga untuk kamu. Karna pada dasarnya Tuhan tidak akan menguji umatnya melainkan pasti akan ada makna dinalik semua ujian tersebut...

Sekian....

Teruntuk kamu yang membaca posting ini..

Ini hanya menurut pendapatku saja, yang aku tau aku tulis bukan untuk menggurui. Semoga bermanfaat.

Untuk kamu wahai sahabat wanita...

Teruntuk kamu sahabat yang ku anggap sebagai wanita yang tegar...

Sudah lama kita tidak bertemu bukan? Tapi tidak sampai bertahun-tahun ya..
Sudah lama pula aku tidak mendengar curahan hati wanita sepertimu, yang kadang dalam curahan hatinya muncul setetes air mata di pipi.

Di pagi hari tadi kamu bercerita lewat chat. Singkat cerita aku mengetahui kisah cintamu yang sudah lama tak kudengar tersebut. Ada tangis, amarah, kesal, rindu, semuanya tercampur didalam ceritamu tersebut. Iya bukan?

Kadang aku iri kepadamu, karna diantara yang lain kamulah yang paling lama mempunyai kisah cinta.
Kadang aku iri kepadamu, karna kamu bisa memaafkan kesalahan seorang yang kamu cintai berulang-ulang kali.
Kadang aku iri kepadamu, karna kamu mempunyai ketulusan hati yang menurutku amat sangat tinggi dibandingkan ku.

Kamu terlalu baik. Amat sangat terlalu baik. Sudah terluka berapa kalipun kamu tetap bertahan. Bahkan aku saja tidak bisa seperti itu.
Kamu pantas mendapatkan seorang yang lebih baik lagi dari dia.
Kamu tidak pantas untuk menangisi dia berulang-ulang kali.
Itulah yang ingin ku katakan kepadamu..

Ya. Aku tau. Kamu tidak akan mudah untuk melakukan hal tersebut bukan?
Ya. Aku tau itu.

Apapun yang kamu lakukan apapun yang akan menjadi keputusanmu kelak, aku akan tetap mendukungmu.
Hanya saja titipku, jangan kamu biarkan air mata tersebut terus menangis.
Dan jikalau kamu kelak memputuskan untuk berhenti, carilah laki-laki yang pantas untukmu.
Karena dia yang pantas untukmu tidak akan terlalu sering mengecewakanmu dan tidak akan tega untuk melihatmu menangis,


Teruntuk kamu sahabat....

Rabu, 02 Juli 2014

Dear diary...

Tuhan.
Engkau maha mengetahui segala sesuatu. Baik yang akan datang atau yang sedang terjadi maupun yang telah terjadi.

Tuhan.
Engkau pasti ingat apa yang terjadi beberapa bulan yang lalu atau bisa dikatakan awal tahun ini. Betapa masih kuingat jelas semua nya.
Ketika sebuah kepercayaan diragukan dan hal bodoh itu dilakukan oleh seseorang yang dulu aku percaya. Dan membuat diri ini belum bisa memaafkan secara utuh. Membuat diri ini enggan atau mungkin takut untuk melangkah mencari kebahagian yang sudah engkau takdirikan. Membuat diri ini terlalu sibuk dengan urusan sendiri tanpa menghiraukan sekitarnya.

Tuhan.
Aku ingin di bulan yang suci ini, aku bisa menjadi orang yang lebih bijak lagi, bisa menjadi pemaaf, bisa mengikhlaskan apa yang sudah/sedang/akan terjadi. Jadikan lah aku seorang yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Sesunggahnya aku bukan apa-apa tanpa bimbingan-Mu.

Tuhan.
Engkau pasti tau apa yang ingin ku tulis diparagraf ini tapi aku enggan menuliskannya. Cukup aku dan Engkau yang mengetahui. Hanya saja jika ini awal yang baik untuk diri ini melangkah tolong tunjukkan bahwa sekarang aku pantas untuk melangkah mencari kebahagiaan yang sudah engkau takdirkan dan bimbinglah langkah kaki ini. Sesungguhnya engkau mengetahui aku masih ragu untuk melangkah bahkan untuk merangkak seperti bayipun aku masih ragu.

Tuhan.
Tiada hentinya aku berdoa yang mungkin Engkau sampai bosan mendengarnya. Dan sekarang aku menulis tulisan yang mungkin Engkau sudah bosan mendengarnya ketika aku bercerita tentang segalanya.

Tuhan.
Sesungguhnya Engkau maha mengetahui apa yang terbaik untuk semua hamba yang ada dimuka bumi.

Teruntuk kamu yang aku percaya [dulu]
Belajarlah untuk membaca mimik muka sekitar sebelum melakuan hal yang menurutmu itu wajar, walaupun pada dasarnya mungkin tidak wajar untuk sekitarmu. Maafkan jikalau selama ini banyak hal yang membuat tak enak hati dirimu. Ikhlaskan semuanya. Aku hanya wanita biasa yang tidak sempurna dan banyak salah.

Teruntuk kamu yang mungkin kebahagiaanku yang ditakdirkan oleh Tuhan
Aku masih ragu untuk melangkah bahkan merangkak seperti bayi. Bukan karena aku tidak menerima kehadiranmu tapi karena masalalu yang sampai sekarang masih meninggalkan goresan. Semoga kamu bisa membuang keraguan yang aku punya.

Tertanda : Ayas anak sulung