Rabu, 02 Juli 2014

Dear diary...

Tuhan.
Engkau maha mengetahui segala sesuatu. Baik yang akan datang atau yang sedang terjadi maupun yang telah terjadi.

Tuhan.
Engkau pasti ingat apa yang terjadi beberapa bulan yang lalu atau bisa dikatakan awal tahun ini. Betapa masih kuingat jelas semua nya.
Ketika sebuah kepercayaan diragukan dan hal bodoh itu dilakukan oleh seseorang yang dulu aku percaya. Dan membuat diri ini belum bisa memaafkan secara utuh. Membuat diri ini enggan atau mungkin takut untuk melangkah mencari kebahagian yang sudah engkau takdirikan. Membuat diri ini terlalu sibuk dengan urusan sendiri tanpa menghiraukan sekitarnya.

Tuhan.
Aku ingin di bulan yang suci ini, aku bisa menjadi orang yang lebih bijak lagi, bisa menjadi pemaaf, bisa mengikhlaskan apa yang sudah/sedang/akan terjadi. Jadikan lah aku seorang yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Sesunggahnya aku bukan apa-apa tanpa bimbingan-Mu.

Tuhan.
Engkau pasti tau apa yang ingin ku tulis diparagraf ini tapi aku enggan menuliskannya. Cukup aku dan Engkau yang mengetahui. Hanya saja jika ini awal yang baik untuk diri ini melangkah tolong tunjukkan bahwa sekarang aku pantas untuk melangkah mencari kebahagiaan yang sudah engkau takdirkan dan bimbinglah langkah kaki ini. Sesungguhnya engkau mengetahui aku masih ragu untuk melangkah bahkan untuk merangkak seperti bayipun aku masih ragu.

Tuhan.
Tiada hentinya aku berdoa yang mungkin Engkau sampai bosan mendengarnya. Dan sekarang aku menulis tulisan yang mungkin Engkau sudah bosan mendengarnya ketika aku bercerita tentang segalanya.

Tuhan.
Sesungguhnya Engkau maha mengetahui apa yang terbaik untuk semua hamba yang ada dimuka bumi.

Teruntuk kamu yang aku percaya [dulu]
Belajarlah untuk membaca mimik muka sekitar sebelum melakuan hal yang menurutmu itu wajar, walaupun pada dasarnya mungkin tidak wajar untuk sekitarmu. Maafkan jikalau selama ini banyak hal yang membuat tak enak hati dirimu. Ikhlaskan semuanya. Aku hanya wanita biasa yang tidak sempurna dan banyak salah.

Teruntuk kamu yang mungkin kebahagiaanku yang ditakdirkan oleh Tuhan
Aku masih ragu untuk melangkah bahkan merangkak seperti bayi. Bukan karena aku tidak menerima kehadiranmu tapi karena masalalu yang sampai sekarang masih meninggalkan goresan. Semoga kamu bisa membuang keraguan yang aku punya.

Tertanda : Ayas anak sulung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar