Jumat, 13 Juni 2014

Kapan terakhir kalinya bersyukur?

Ketika hampir setiap sore melihat seorang bapak-bapak penjual koran disore hari yang ada disekitar kampus gue dengan muka letih, pakaian lusuh dan tas karung yang ia miliki, ia menjajakan korannya. Padahal itu sudah sore, ia masih menjualkan koran-koran yang masih banyak di tangan dan di tas karungnya tersebut. Dan ketika ada beberapa kawan kampus yang membeli korannya terlihat senyum bahagia di raut wajahnya walaupun kadang mereka (anak kampus) membeli korannya bukan karena butuh melainkan rasa iba dengan bapak si penjual koran.

Tergambar jelas diraut wajahnya betapa bersyukurnya ia ketika ada yang membeli koran yang ia jualkan, walaupun kadang juga ada yang tidak membeli korannya tapi ia tetap tersenyum. Disitulah kadang membuat gue diem sejenak dan ngomong sama diri sendiri "kapan terakhir kalinya lo bersyukur atas yang udah lo punya yas?"

Ketika banyak orang lupa akan yang namanya bersyukur, ada sedikit orang yang tidak lupa akan yang namanya bersyukur.

Ketika banyak orang yang lupa caranya bersyukur, ada sedikit orang yang hampir tiap harinya mengucap Puji Syukur kepada Tuhan.

Ketika banyak orang yang selalu merasa kurang dengan apa yang ia telah ia punya, ada sedikit orang yang merasa cukup dengan kekurangan yang ia miliki.

Begitu seterusnya.

Begitu juga dengan diri gue sendiri kadang suka gak bersyukur dengan apa yang udah gue punya sekarang ini.

Itulah manusia. Tidak pernah merasa puas dengan apa yang ia miliki. Selalu merasa kurang, kurang dan kurang tanpa pernah sadar ada beberapa orang sekelilingnya yang hidup jauh lebih banyak kekurangan tetapi selalu merasa cukup dengan kekurangan tersebut.

Tertanda: ayas yang lagi-lagi banyak yang dipikirin tapi entah apa aja yang dipikirin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar